Sabtu, 13 November 2010

Arsitektur Tradisional Rumah Limas



A.  Sejarah Rumah Limas

Secara sadar tidak dapat dipungkiri bahwa rumah mempunyai peranan penting berkenaan dengan pemenuhan fungsi dan kehendak yang selaras dengan cara hidup dalam sebuah masyarakat.disamping menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya. Ini dapat dilihat dengan konsep tempat tinggal dalam pengertian antropologi adalah kenyataan yang menjadikan proses pembentukan social dimana gabungan mencipta dan mengadakan pembangunan serta pemukiman.
Demikian pula bila melihat sumber sejarah yang berasal dari beberapa abad yang lalu. Struktur masyarakat masa itu secara pokok terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan agama, bangsawan, dan rakyat biasa. Di Sumatera Selatan khususnya didaerah Palembang, bangunan dengan arsitektur tradisional yang paling dikenal adalah Rumah Adat Limas atau Rumah Bari. Hal ini dikarenakan corak dan bentuk serta kepadatan seni ukir didalam rumah disertai kemegahannya. Semua ini mencerminkan tingginya tingkat kebudayaan suku bangsa yang memiliki rumah tersebut. Rumah ini dikatakan rumah limas karena bentuk atapnya yang menyerupai piramida terpenggal. Bila dilihat dari samping, rumah ini terdiri dari tiga bagian yaitu depan, tengah dan belakang.

Rumah limas ini pada beberapa sisi mempunyai perbedaan dengan rumah tradisional lainnya. Perbedaan itu tampak jelas pada bagian lantai yang bertingkat-tingkat, pembagian ruang, bentuk pintu dan bubungannya. Ini semua mengingatkan kita kepada bentuk rumah limasan di pesisir Jawa, yang apabila dibandingkan dengan rumah Bari/Limas perbedaannya terlihat pada aspek letak lantai dan konstruksi bangunan.
Rumah Limas merupakan tempat tinggal para pembesar Keraton, Patih, Bupati/Adipati dan para Pangeran. Adanya berbagai kesamaan diantara keduanya mengingatkan kita pada datangya golongan bangsawan Jawa ke Palembang pada abad 14 yang memungkinkan tertanamnya pengaruh budaya Jawa ke daerah baru.
B.  Bentuk dan Fungsi Ruang    Rumah tradisonal Limas mengandung nilai budaya dan historis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk arasitektur dan ragam hias yang erta kaitannya dengan system kepercayaan, keperluan social, lingkungan, dan cara hidup masyarakatnya. Bangunan dengan arsitektur tradisional selain sebagai tempat tinggal juga digunakan untuk berbagai upacara adat.  Rumah Limas terdiri dari beberapa ruangan. Lantai rumah limas bertingkat-tingkat dinamakan Bengkilas. Keekeejeeng (baca : kekijing) adalah penamaan yang diberikan pada satu papan tebal yang memisahkan antara satu lantai dengan lantai lainnya. Papan tersebut harus dibuat dari satu papan lurus dan tidak boleh disambung. Rumah tradisional Limas Palembang paling sedikit mempunyai satu bengkilas dan paling banyak lima bengkilas. Dalam ruangan ini para tamu didudukkan oleh tuan rumah menurut adat serta martabat masing-masing artinya bila yang dituakan akan didudukkan pada bengkilas paling atas. Berikut adalah ruangan-ruangan yang ada di dalam Rumah Limas :
kekeejeng
pagar tenggalong
1.     

Ruangan paling depan, tepatnya lazim disebut Pagar Tenggalong. Pada ruang bagian depan ini biasanya digunakan sebagai ruang tamu atau ruangan tunggu yang disebut dengan Pamarekan, dan tingkatan lantainya dinamakan sebagai Keekeejeeng pertama. sedangkan untuk lantai disebut Bengkilas.
lawang kereng/ciam
2.      Dari uraian di atas akan ditemui bagian-bagian lain yang merupakan ciri khas Rumah Limas. Bagian depan tampak sebuah pintu yang disebut Lawang Kereng yaitu jalan masuk ke ruang dalam. Pintu tersebut dapat diangkat, oleh karena itu disebut pintu kipas atau lawang ciam. Bila diperhatikan ciam tersebut terbagi-bagi seperti jendela yang dibagi-bagi oleh 9 tiang berukuran 20 m. Ciam tersebut cukup berat jika diangkat ke atas, karena selain digunakan sebagai pintu juga berfungsi sebagai plafond. Untuk hari-hari biasa artinya bukan hari raya atau sedang dilaksanakan kegiatan upacara-upacara, pada dinding terdapat satu pintu berukuran normal disebut lawang burotan.
jogan
3.     
Pada lantai Bengkilas kedua terdapat ruangan yang disebut jogan, daerah ini ada yang mempunyai dinding lengkap akan tetapi ada pula yang hanya mempunyai dinding dua bagian yaitu bagian belakang dan bagian samping. Untuk Jogan yang mempunyai dua bagian, berfungsi sebagai kamar tidur keluarga (anak laki-laki) dan sebagai kamar tidur tamu. Jogan terletak pada bagian serambi depan, di sisi kanan dan kiri.
amben penganten
4.     


Di ruangan berikutnya terdapat amben, tepatnya terdapat di ruangan keluarga. Jika di dalam ruangan terdapat sebuah amben maka di hadapannya terdapat beeleek jeroo yang digunakan sebagai kamar tidur. Beeleek jeroo ini juga digunakan sebagai kamar tidur untuk pengantin. Ruangan tersebut dilengkapi dengan berbagai hiasan sebagai pelengkap upacara yang disebut pleeseer, yang dipasangkan pada bagian atas dinding sebelah dalam amben. Di bawah ruangan amben digantungkan gegembong dalam jumlah banyak. Demikian juga pada dinding sebelah dalam dipasangkan langsee, yaitu lembar kain panjang dan lebarnya sekitar 250 x 300 cm dengan motif  bunga atau daun. Beberapa lembar langsee tersebut dipergunakan sebagai beber yang diletakkan pada sekeliling tempat tidur pengantin tersebut.  
  5.
14
 
  Ruangan berikutnya yaitu sebelah amben bagian belakang terdapat pangkeeng yaitu kamar tidur yang lebih kecil ukurannya dari beeleek jeroo yang dipergunakan sebagai kamar tidur remaja putri. Pangkeng ini terletak pada serambi belakang dan bersebelahan dengan garang.
 
 
 
6. Ruangan dalam teratas bengkilas disebut Pedalon, ditopang oleh tiang-tiang mulai dari atap terus sampai ke tanah. Konon tiang-tiang tersebut tidak boleh disambung karena ruang tersebut juga merupakan tempat utama apabila berlangsung upacara adat. Pada dinding pedalon kiri dan kanan dilengkapi dengan lemari yang disebut gerobok leket atau gerobok senyawo. Lemari tersebut pada bagian atas atau dari tas sampai ke bawah diberi kaca tembus pandang. Pada bagian bawah diberi ukiran dengan motif peradoo (kuning emas).  

 7. Melalui pintu belakang ruangan Pedalon sebuah rumah limas akan ditemukan bangunan belakang (Buri) yang disebut ruang makan (Garang). Garang ini juga berfungsi sebagai pawon atau dapur. Pada umumnya panjang dapur tersebut sama dengan lebar rumah, lantainya lebih rendah sekitar 30-40 cm.  Satu hal yang tidak ditemukan adalah kamar mandi, karena pada masa lalu masyarakat umumnya memanfaatkan sungai sebagai sarana tersebut.
8.    Pada serambi belakang rumah limas melewati pintu garang, terdapat sebuah jembatan yang berfungsi sebagai  penghubung antara rumah limas yang satu ke rumah limas yang lain. Jembatan ini terdapat atap dan railing di sisi kanan dan kiri.jembatan ini dinamakan doorloop.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar